Bayan Subuh
Musyawarah Jawa Timur 11 Mei 2008
Oleh Penanggung Jawab dari Jakarta ( Pak Husein di dekat beliau) ( maaf nggak tahu namanya, kelihatannya Pak Tantowi)
Allah SWT ciptakan dunia, langit, bumi yang luas, hutan-hutan, lautan
yang luas, gunung-gunung, sawah dan lading adalah untuk manusia, tapi
manusia diciptakan untuk taat kepada Allah dan RasulNya. Manusia saat
ini tidak taat kepada Allah karena lemah Iman. Rasul sabdakan bahwa iman
ini bisa naik dan turun bahkan keluar masuk, (naudzubillah) apabila
ketika iman kita keluar kita mati.
Kenapa hari ini seperti ini karena kita belum paham nilai-nilai usaha
nubuwwah, seperti anak kecil yang diberikan antara coklat dan cek 1
trilin maka akan memilih coklat. Diri kita ini seperti itu juga, yang
masih suka dengan bungkus coklat dari pada cek 1 triliun. Oleh karena
itu kita saat ini susah mengambil takazah.
Karena kita salah meletakkan iman. Zainal Abidin dari Pakistan
katakan misal kita punya senjata dan 50 peluru, kemudian ada kucing
lewat, lalu kita lemparkan 5 peluru kea rah kucing maka kucing itu pun
tidak akan mati, tapi apabila 1 peluru kita masukkan senjata lalu
ditembakkan jangankan kucing gajah pun akan mati. Begitu pula kalo kita
salah meletakkan iman, kita tidak akan dapat menaati Allah SWT.”
Iman letaknya tidak di mata, tidak di lidah, ataupun di otak. Tapi di
hati, walaupun iman diseminarkan atau diiklankan tetapi belum
diletakkan di dalam hati maka belum dapat membuat taat kepada Allah.
Abu Darda r.hu diberitahu di kampunya ada kebakaran, maka Abu Darda r.hu
katakan rumahku tidak akan kebakaran, maka datang lagi orang
mengingatkannya bahwa sebentar lagi api ke rumahnya tapi beliau katakan
sama bahwa rumahnya tidak akan terbakar, begitu sampai ada 3 x yang
memberitahunya tapi jawab beliau sama juga bahwa rumahku tidak akan
kebakaran. Lalu ada orang yang kabarkan bahwa api padam ketika akan
mendekati rumah Abu Darda r.hu. Abu Darda r.hu katakan kalian hanya
melihat dzahirnya saja sedangkan aku melihat bahwa Rasul telah ajarkan
do’a yang apabila saya ‘amalkan pagi petang maka semua harta benda akan
dijaga oleh Allah SWT.
Manusia dapat mencapai derajat lebih tinggi dari malaikat dan dapat
rendah daripada binatang contoh kawin sesama jenis, membunuh anak
sendiri.
Penyelesaiannya hanya dengan da’wah Rasulullah SAW.
Masyaikh katakan keadaan umat di jaman Nabi yaitu di Makkah :
1. Kelompok muslim : pakaian muslim , pikir akhirat
2. Kelompok kafir : pakaian kafir , pikir dunia
Ketika di Madinah tambah 1 kelompok
3. Kelompok Munafik : pakaian muslim, pikir dunia.
Cara da’wah kita harus sesuai dengan cara da’wah Rasulullah SAW yaitu
dengan cara yang sama kepada siapa saja, hanya membawa kalimat Laa
ilaahaillallaah Muhammadurrasulullah seperti turunnya hujan yang airnya
warnanya sama, kadarnya sama dan bermanfaat untuk semua tumbuhan, tidak
untuk jagung nanti airnya warna kuning, untuk pisang airnya warnanya
hijau, begitu juga da’wah kita hanya membawa Laa ilaahaillallaah
Muhammadurrasulullah dan manfaatnya untuk semua jenis manusia, kepada
tukang becak, petani, pedagang, pejabat, direktur maupun presiden
semuanya sama.
Maksud hidup kita bagaimana
1. Iman sempurna
2. Ibadah sempurna
3. Muamalah sempurna
4. Muasyarah sempurna
5. Akhlak sempurna
Apabila 5 ini ada dalam diri kita maka akan masuk surga dengan tersenyum.
(Pesan Maulana Yusuf dalam sebuah surat yang akan dikirim kepada
sebuah jamaah yang akan keluar di Jalan Allah, namun ketika itu beliau
terlanjur wafat dan surat itu tersimpan dalam waktu lama, maka Maulana
sa’ad yang menemukan surat itu kemudian menyampaikannya :
“Dalam keluar di jalan Allah hendaknya ada 7 sifat yang harus dibawa yang akan menjadi asbab hidayah untuk seluruh umat :
1. Kit a keluar di jalan Allah dengan iman dan yakin
2. Kit a keluar di jalan Allah dengan perasaan takut kepada Allah
3. Kit a keluar di jalan Allah dengan penuh tawajjuh kepada Allah
4. Kit a keluar di jalan Allah dengan perasaan cinta kepada Allah (melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya)
5. Kit a keluar di jalan Allah dengan perasaan risau ( bagaimana
nanti setelah mati, bisa nggak jawab pertanyaan kubur, bagaimana keadaan
di alam mahsyar, jembatan shirot dll)
6. Kit a keluar di jalan Allah dengan ikut sunnah Rasulullah SAW 24 jam full
7. Kit a keluar di jalan Allah semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT. “)
Da’wah kita jangan hanya dengan karkun saja, tetapi kepada setiap umat.
Usaha Da’wah ini telah dicontohkan oleh Masyaikh bagaimana pernah
Prof. Dr Abdurrahman yang ketika itu keluar di daerah kami (mubayin) di
Jakarta. Maka ketika itu pukul 21.30, Prof. Dr Abdurrahman meminta
kami(mubayin dan salah seorang temannya) untuk menemani beliau
berkeliling di sekitar masjid. Maka tak lama kemudian kami menjumpai
sekumpulan anak-anak sedang begadang dan bermain gitar dan ternyata
mereka adalah pelajar SMP. Maka di datangi oleh kami bertiga, dan
mengucapkan salam kepada mereka. Setelah berkenalan maka Prof pun
berbicara sesuai dengan keadaan mereka yang pelajar, bagaimana belajar
yang baik, memberikan beberapa ilmu tentang fisika, dll, sehingga mereka
pun mendengarkan dengan senang. Maka Prof bertanya kepada mereka, “
Apakah kalian tidak ingin menyenangkan hati orang tua kalian ?” jawab
mereka,” iya, kami ingin menyenangkan hati orang tua kami.”, lanjut
beliau ,” kalau begitu ikut kami ke masjid untuk makan.”, jawab mereka ,
“ benar kami boleh makan sama-sama.” Jawab beliau lagi ,” iya semuanya
boleh ikut.” Maka mereka semua ikut ke Masjid, sesampai di Masjid, Prof
sendiri yang menyiapkan makanan dan mengambilkan minuman. Maka setelah
selesai makan, Prof kembali berkata, “ kalian sekarang udah menyenangkan
orang tua, bagaimana mau menyenangkan orang tua lagi nggak ?” jawab
mereka, “ iya tentu saja”, lalu Prof bertanya ,” kalian sudah sholat
Isya’ ?”, jawab mereka belum , lalu Prof katakan ,” sekarang senangkan
hati orang tua kalian dengan mendirikan sholat isya’ berjamaah.” Dan
mereka pun mau mendirikan sholat , Ketika itu mereka ada yang berpakaian
celana pendek dan Prof pun mengeluarkan sarungnya sendiri untuk
diberikan kepada anak yang bercelana pendek. Ditanyakan kepada mereka
siapa yang bacaan Alqurannya bagus, lalu mereka menunjuk salah satu anak
yang akhirnya dijadikan imam dan mulai melakukan sholat berjamaah.
Kita juga kerja atas orang-orang lama atau yang pernah lama dalam
usaha da’wah ini kemudian tidak bergerak lagi, ibaratnya seperti roti
yang belum matang masih bantat, dibuang sayang, dimakan tidak enak, dan
kalau dia kita biarkan maka dapat lebih rusak sebelum ikut dalam usaha
ini.
Kerja atas ulama yang perlu dikerjakan :
1. Jangan dalil di depan ulama
2. Jangan targhib
3. Jangan tasykil untuk keluar
Yang dianjurkan
4. Bawa hadiah
5. Minta nasehat
6. Minta do’a
Bagaimana dengan yang menentang?
Maulana Sa’ad ketika di Makkah duduk dalam sebuah pengajian manasik
Haji, dan beliau tepat di depan di hadapan ulama yang berceramah,
setelah selesai menyampaikan pengajian tentang haji, ulama’ itu mulai
menjelek-jelekkan Maulana Ilyas dan usaha da’wah ini, namun Maulana
Sa’ad tetap memperhatikan dengan penuh perhatian tanpa berubah raut
wajahnya. Selesai majelis Maulana Sa’ad yang ketika itu dengan 2
temannya pun ingin pulang, namun ada khodim (pelayan) ustadz penceramah
melihat mereka, dan menduga sepertinya bukan orang Arab, lalu Maulana
Sa’ad dan temannya didatangi. Ketika itu Maulana Sa’ad berada di depan
dan 2 temannya berada di belakang. Khodim itu bertanya kalian darimana,
jawab temannya Maulana Sa’ad, “ kami dari India.”, maka terkejut khodim
tersebut lalu bertanya, “kalian kenal dengan Maulana Ilyas.” Lalu
dijawab oleh temannya, “ iya dan beliau adalah cucu Maulana Ilyas(dengan
menunjuk Maulana Sa’ad).”, khodim itu pun terkejut lagi dan mendatangi
Maulana Sa’ad, lalu bertanya, “ Tuan, tuan tadi dengar apa yang
dibicarakan ustadz.” Jawab Maulana Sa’ad,” Iya, mulai dari awal hingga
akhir aku dengar semua, Masya Allah belum pernah saya dengar pengajian
tentang manasik Haji selengkap itu.” (Maulana Sa’ad tidak menyinggung
satu hal tentang Maulana Ilyas dan usaha Da’wah), maka khodim itu pun
bercerita kepada Ustadz tersebut tentang hal ini. Keesokan harinya ada
pengajian ustadz tersebut lagi namun kali ini Maulana Sa’ad agak
terlambat sehingga duduknya di beberapa shof (5 shof), ketika Maulana
Sa’ad datang maka Ustadz tadi langsung mendatangi Maulana Sa’ad dan
menjabat tangannya dan meminta maaf, setelah itu ustadz tadi kembali ke
tempatnya untuk menyampaikan pengajiannya dan selesai pengajian tidak
lagi menjelekkan Maulana Ilyas dan usaha da’wah ini.
Maka inilah pentingnya kelembutan kita bawa dalam usaha da’wah ini.
Selanjutnya Mubayin menceritakan tentang kepentingan dan keperluan Jord di P jawa pada bulan agustus nanti.
Insya Allah semua niat hadir dalam jord dan siapkan diri kita dan rombongan untuk keluar di jalan Allah SWT.