Kamis, 01 Mei 2014

Ghibah

Waspadai Penggunjing
Saat Imam Hasan Al-Basri memberikan
wejangan kepada para santrinya. Tiba-
tiba ada salah satu orang yang hadir
mengangkat tangan dan berkata, "wahai
Imam, kami ingin menyampaikan satu hal
jika diperkenankan". Dijawab oleh Imam
Hasan Basri "silakan !"
Kemudian orang tersebut bercerita "wahai
Imam, aku sangat mengagumi majlismu,
sungguh ini adalah majlis yang sangat
berwibawa dan penuh kesejukan. Akan
tetapi kenapa ada ditempat jauh disana ada
seorang guru yang selalu menyebut Imam
Hasan Al-Basri dengan sebutan yang
tidak pantas dan menjelek-jelekkan Imam
Hasan Al-Basri."
Sebelum orang tersebut selesai berbicara
Imam Hasan Basri telah memotong
pembicaraanya dan berkata, "hentikan
wahai tamuku pembicaraanmu! sekarang
dengarlah omonganku! Orang yang engkau
sebut itu aku sangat mengenalnya, karna
dia adalah salah satu sahabatku. Adapun
yang kau sampaikan kepadaku bahwa dia
selalu membicarakan kejelekanku maka
ketauilah!jika engkau berbohong dengan
omonganmu itu maka engkau harus di
cambuk, sebab engkau telah berdusta"
Seketika orang tersebut menyambut dan
berkata. "wahai Imam, sungguh aku tidak
bedusta karena aku mendengarnya
langsung." Kemudian Imam Hasan Basri
melanjutkan pembicaraanya, "dan jika apa
yang engkau sampaikan itu adalah benar
maka engkau juga harus di cambuk karena
engkau telah menggunjing dan mengadu-
domba antara aku dengan temanku itu,
kira-kira kamu pilih yang mana?"
Mendengar ungkapan Imam Hasan Al-
Basri ini orang tersebut merasa malu dan
akhirnya permisi dan bergegas
meninggalkan majlisnya Imam Hasan
Basri.
Sebuah kecerdasan hati memancar dari
diri sang imam. Hati yang tanggap
terhadap penyakit yang dihembuskan oleh
otak-otak kotor dan hati-hati yang tidak
terdidik. Menyebut kejelekan orang lain
adalah antara menggunjing dan berdusta.
Jika benar yang di bicarakan itulah hakekat
menggunjing dan jika tidak benar itulah
berdusta.
Dan zaman kita bukanlah zaman yang lebih
baik dari zamanya Imam Hasan Al-
Basri. Artinya, kita di tuntut untuk lebih
ketat dalam menjaga hati kita agar tidak
terjangkit penyakit kebencian kepada
sesama yang di hembuskan bersama
gunjingan yang kita dengar. Kita harus
pandai menghentikan usaha orang-orang
terlena dalam menghancurkan keindahan
kita dalam bermasyarakat.
Sungguh menggunjing adalah adalah
pekerjaan yang membawa dosa yang amat
besar. Jika kita tahu betapa besar dosanya
berzina dan betapa busuk dan menjijikkanya
ia. Akan tetapi sungguh kebusukan dan
kekejian zina masih terkalahkan oleh
menggunjing. Orang tidak berzina kecuali
di tempat tertentu. Akan tetapi yang
namanya menggunjing, sungguh medanya
teramat luas. Kerlingan mata dan batuk
yang dibuat-buatpun bisa mengandung
makna gunjingan. Bahkan seorang yang
lagi duduk di tengah mesjid atau seorang
ustad yang lagi berceramah diatas
mimbarpun bisa menggunjing.
Orang sering terlena dengan menggunjing.
Terbawa dalam sebuah perbincangan yang
panjang lebar tiba-tiba tanpa disadari ia
telah berada di tengah tengah lautan
gunjingan. Bahkan ada yang menggunjing
sudah mendarah-daging didalam dirinya
hingga ia tidak sadar jika setiap gerak dan
ucapanya selalu memberi arti gunjingan.
Yang selamat adalah yang waspada, Imam
Hasab Al-Basri adalah suri tauladan
kita. Cermati semua orang yang berbicara
dengan Anda. Jika yang di bicarakan
adalah kejelekan sahabat Anda atau yang
lainya. Maka ketauhilah itu adalah
gunjingan. Dan sadarilah bahwa di balik
pembicraan itu adalah racun yang ditabur
di hati Anda. Tanpa Anda sadari setelah
itu Anda akan berprasangka buruk kepada
orang yang Anda dengar ceritanya. Dan
bisa jadi yang semula Anda hanya menjadi
pendengar di suatu saat Anda telah berubah
menjadi penggunjing. Semoga Allah
menjauhkan kita dari digunjing dan
menggunjing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar