H. Cecep Firdaus
Syuro Indonesia – Jakarta
Mesjid Jami Kebon Jeruk
Markaz Indonesia
Jakarta
Assalamu alaikum Wr Wb.
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
shalawat serta salam kita panjatkankan kepada Nabi Muhammad Saw beserta
keluarganya yang mulia dan para sahabat yang agung, juga kepada
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman, bahwasanya kita semuanya
masih diberikan kesehatan dan kesempatan pada hari ini untuk sama-sama
melaksanakan perintah-Nya dan beribadah kepada Allah SWT.
Hidup di dunia ini hanya sementara saja, dan umur manusia hanya sekitar
60 – 70 tahun saja rata-rata, tidak ada yang abadi. Allah ciptakan
keabadian hanya untuk di akherat. Apa yang ada di dunia ini dan apa
yang di usahakan oleh manusia tidak ada yang kekal. Jadi apa yang
diusahakan manusia ini pasti musnah, ini mutlak adanya dan bukan teori.
Tidak ada yang kekal di dunia ini, rumah akan hancur, mobil akan
rusak, umur akan habis, harta akan ditinggalkan, bahkan alam ini akan
hancur pada waktunya, semuanya memiliki batasan. Tidak ada yang tidak
terbatas didunia ini, semuanya ada batasannya, yang tidak terbatas
nanti di akheratnya Allah. Jadi yang namanya dunia ini spenuh dengan
ketidak pastian dan tipuan. Sedangkan kepastian ini akan datang hanya
dengan janji-janji Allah di akherat, inilah yang pasti dan yang kekal.
Masalahnya hari ini manusia kerjanya hanya mengusahakan perkara-perkara
yang tidak pasti dan tidak abadi, mati-matian lagi. Inilah yang
namanya kebodohan dan inilah yang namanya tertipu. Ibarat kita pergi
berlayar dengan kapal lalu kita mampir hanya untuk transit di suatu
pulau. Lalu dipulau itu kita mati-matian kerja, bangun rumah,
seakan-akan kita akan menetap, padahal itu hanya tempat pemberhentian
sementara. Ketika kapal akan melanjutkan perjalanan maka kita harus
naik ke kapal itu tidak mungkin tinggal. Maka suatu kebodohan jika kita
keluarkan seluruh barang dan usaha kita untuk membangun kehidupan yang
akan kita tinggalkan.
Nanti akan datang suatu masa dimana manusia akan terkaget-kaget dan
terbelalak melihat kenyataan yang sebenarnya. Ketika itu, semua manusia
akan menyesal dan minta dikembalikan ke dunianya untuk beramal. Tetapi
ketika itu semua penyesalan sudah tidak ada gunanya. Kehidupan akherat
akan terbentuk dari apa yang diusahakan oleh manusia ketika masih
hidup di dunia. Segala amal baik dan amal buruk akan kita rasakan
hasilnya nanti di akherat. Amal yang membawa ridho Allah akan
mengantarkan kita ke Surga dan Amal yang membawa Murka Allah akan
mengantarkan kita ke Neraka Allah. Sedangkan kehidupan kita di Surga
ataupun di Neraka sifatnya adalah Abadi, tidak seperti di dunia yang
sifatnya sementara. Jadi pilihannya nanti di akherat antara bahagia
selama-lamanya atau menderita selama-lamanya.
Dunia ini adalah tempat untuk kerja bagi orang beriman. Apa kerjanya
yaitu usaha atas perintah-perintah Allah. Sedangkan untuk orang yang
tidak beriman, Dunia ini adalah tempat tinggal mereka dan tempat untuk
mencari kesenangan bagi mereka. Sedangkan di akherat orang yang tidak
beriman tidak akan mendapatkan bagian apa-apa selain kesengsaraan yang
abadi yaitu di Nerakanya Allah sebagai tempat tinggal mereka
selama-lamanya. Jadi dunia ini bagi orang beriman bukan tempat untuk
bersenang-senang, tetapi tempat untuk sbersabar atas aturan Allah.
Nanti ada masanya jika kita mau sabar di dunia, maka di akherat Allah
akan sediakan masa yang tidak terbatas untuk kita buat
bersenang-senang. Di dunia ini semuanya ada batasannya tidak ada yang
abadi. Senang ada batasnya, Susah ada batasnya, Bahagia ada batasnya,
Sedih ada batasnya, Sehat ada batasnya, Sakit ada batasnya, apa
pembatasnya yaitu mati. Setelah mati lain cerita, tergantung amal yang
kita kerjakan ketika di dunia. Orang yang senang hidup di dunia, tidak
mungkin senang selama-lamanya karena suatu saat dia pasti akan mati.
Tetapi setelah mati belum tentu di akherat dia akan senang. Orang yang
susah ketika di dunia ada batasnya, paling susah adalah mati, tetapi
setelah mati belum tentu dia susah di akherat. Kalau dia sabar di dunia
taat pada perintah Allah bisa saja dia mendapatkan kebahagiaan
selama-lamanya di akherat dan masuk surga lebih dulu 500 tahun
dibanding orang kaya. Begitu juga dengan bahagia dan sedih, sehat dan
sakit, semuanya dibatasi oleh mati, setelah mati semuanya selesai. Jadi
sementara saja sifatnya di dunia, pindah alam lain ceritanya lagi,
tergantung amal yang kita kerjakan di dunia. Jadi kehidupan yang sukses
di dunia adalah kehidupan yang dapat mengantarkan kita kepada Surganya
Allah. Selain itu adalah kehidupan yang gagal.
Ciri-ciri orang yang menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya dapat
terlihat dari usahanya yang mati-matian sehingga melalaikan perintah
Allah demi sesuatu yang sifatnya sementara saja kenikmatannya.
Sedangkan ciri-ciri orang yang menjadikan akherat sebagai tempat
tinggalnya dapat terlihat dari kesibukannya atas amal-amal agama
sehingga dia rela meninggalkan kenikmatan dunia demi kehidupan di
akherat. Orang yang menjadikan akherat sebagai tempat kembalinya maka
dia akan selalu mengedepankan nilai amal dalam setiap keadaan,
pekerjaan dan perbuatannya. Sedangkan orang yang menjadikan dunia
sebagai tempat tinggalnya maka dia akan selalu mengedepankan
nilai-nilai keduniaan dan kebendaan dalam setiap keadaan, pekerjaan,
dan perbuatannya. Seorang Ahli Dunia ini akan bekerja mati-matian demi
yang namanya harta dan benda agar dia bisa mendapatkan rasa aman dari
kehidupannya di dunia. Seperti dengan usaha atas harta untuk dapat
membeli rumah, mobil, pakaian, listrik, air, telepon, dan lain-lain.
Sehingga seseorang harus berusaha mati-matian, kerja lembur, demi bisa
memenuhi rasa amannya untuk hidup di dunia ini. Ketika keduniaannya
terganggu atau tidak terpenuhi maka dia akan cemas dan takut. Rasa
takut inilah yang menyebabkan Ahli dunia ini sengsara, yaitu takut
miskin, takut susah, takut dipecat, takut segala-galanya, takut kepada
selain Allah. Sedang Ahlul Iman Rasa Takut yang menyebabkan dia
bahagia, yaitu takut kepada Allah.
Padahal yang namanya keamanan dan kenyamanan ini datangnya dari Allah
bukan dari kebendaan yang kita miliki. Berapa banyak orang yang punya
listrik, air, baju, makanan, rumah, mobil, berlebih-lebihan tetapi
tidak bisa merasa aman dan tenang. Sedangkan Nabi SAW makannya saja
hanya dari roti kasar yang disepih, pakaiannya hanya ada dua, rumahnya
super kecil terkadang ketika beliau hendak sholat harus mengangkat kaki
Aisyah RA agar tidak menghalanginya, tetapi setiap beliau pulang
kerumah selalu berkata, “Bayyiti Jannati : Rumahku Surgaku”. Nabi SAW
tidak pernah mengeluh akan kondisinya bahkan ketika beliau SAW ketika
ditawarkan oleh Allah kekayaan malah ditolak oleh Nabi SAW. Lihat
bagaimana kondisi kita hari ini seberapa jauh perbedaan kehidupan kita
dibanding dengan kehidupan Nabi SAW, dan bagaimana kita menghadapinya.
Hari ini apa yang telah ditolak oleh Nabi SAW itu yang kita minta
kepada Allah dan yang kita kejar-kejar. Hari ini kita mencari kekayaan
dan kemewahan agar bisa mendapatkan yang namanya kenyamanan. Pernah
Nabi SAW selimutnya dilipat oleh istrinya agar bisa memberikan
kenyamanan pada Nabi SAW, itu malah ditegor oleh Nabi SAW dengan alasan
dapat mengganggu tahajjudnya. Hari ini kita tidur pakai kasur empuk,
pakai AC, selimut tebal buat apa? Jawabnya biar bisa tidur nyenyak.
Sungguh berbeda kehidupan kita dengan apa yang Nabi SAW cari. Inilah
keadaan kita hari ini apa yang kita cari berbeda dengan apa yang dicari
oleh Nabi SAW. Seorang ulama berkata bahwa kenyamanan itu dapat
melalaikan kita dari Allah, sedangkan Mujahaddah dapat mendekatkan kita
kepada Allah.
Nabi SAW tidak pernah mencontohkan kalau mau bahagia dan jaya harus
menjadi kaya. Bahkan Nabi SAW berkata mahfum bahwa fitnah terbesar dari
umatnya adalah harta. Inilah yang diyakini Nabi SAW dan inilah
kehidupan yang di ikuti oleh para sahabat RA. Umar RA ketika
menaklukkan persia dan menerima tumpukan harta ghanimah yang banyak dia
malah menangis karena Nabi SAW tidak pernah mencontohkannya untuk
hidup bergelimangan harta. Akhirnya harta itu dibagi-bagikan oleh umar
kepada sahabat-sahabatnya yang memerlukan sampai habis. Lalu khadamnya
umar berkata sahabat-sahabatnya yang menerima pemberian itu malah
membagi-bagikannya lagi sampai habis kepada orang lain. Inilah yang
dicontohkan oleh sahabat RA.
Di dunia ini hanya ada 2 macam usaha :
1. Usaha Nabi Usaha atas Iman dan Amal
2. Usaha Musuh Nabi Usaha atas Asbab dan Kebendaan
Usaha Nabi ini adalah usaha atas hati-hati manusia untuk mengenal
Rabbnya. Bagaimana Allah kirim 124.000 Nabi untuk membuat usaha agar
manusia ini mempunyai Iman dan Amal yang betul. Mengingatkan manusia
akan kampung akherat, inilah usaha yang dilakukan para Nabi. Allah
kirim para Nabi agar kita ini dapat selamat di dunia dan di akherat.
Tidak bisa dengan cara lain, hanya cara Allah dan Nabinya saja yang
benar, yang lain tidak ada yang benar. Hanya cara Nabilah yang dapat
membawa manusia kepada keselamatan, sedangkan cara musuh-musuh nabi
hanya akan membawa manusia kepada kebinasaan seperti yang telah Allah
kabarkan di dalam Al Qur’an. Di Al Qur’an Allah telah ceritakan
bagaimana akhir dari usaha musuh-musuh para Nabi :
1. Kaum Ad yang membuat usaha atas kesehatan dan kekuatan sampai menyatakan, “Siapa lagi yang lebih kuat dari kami”.
2. Kaum Tsamud membuat usaha atas teknologi dan arsitektur sampai mampu membangun bangunan-bangun di dalam gunung.
3. Kaum Madyan usaha atas perekonomian sangking canggihnya ekonomi
mereka bisa membuat sesuatu yang diharamkan oleh Allah yaitu Riba
menjadi terlihat halal dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
Madyan.
4. Kaum Saba yang membuat usaha atas pertanian dan perkebunan sampai
bisa menentukan waktu panen, jalur jatuh buah, dan jumlah buah yang
akan jatuh dalam hitungan langkah.
5. Kaum Luth usaha atas peningkatan kepuasan sexualitas sampai mereka
berani mencoba dari kaumnya yang sejenis dari laki-laki dan perempuan.
6. Firaun atas kekuasaan sampai mengaku sebagai tuhan karena merasa
yang paling hebat dan paling berkuasa. Firaun sampai berkata, “Tuhan
Mana yang lebih tinggi dari saya ?.” maksudnya dia merasa sebagai Tuhan
yang tertinggi.
7. Qorun usaha atas Harta Benda yang gudang hartanya saja, kuncinya
harus dibawa dengan empat onta. Dia sampai berkata, ”Harta yang saya
dapat ini adalah milik saya saya. Ini adalah hasil jerih payah saya
karena kepintaran saya, dan bukan karena pemberian atau pertolongan
Allah.”
8. PM Hamman usaha atas karir politik dan jabatan. Usaha PM Hamman ini
sebagai politikus adalah bagaimana dia ini bisa tetap berada dalam
kekuasaan yang tertinggi.
Semua usaha ini pada akhirnya Allah hancurkan dan Allah binasakan.
Walaupun begitu semua usaha yang dilakukan oleh musuh-musuh Nabi ini
wujudnya masih ada sampai sekarang. Sudah menjadi fakta bahwa efek dan
hasil dari usaha musuh-musuh Nabi ini dapat melalaikan kita dari
perintah-perintah Allah. Inilah sebabnya bahwa akhir dari usaha-usaha
tersebut berujung pada kebinasaan dan kegagalan dalam kehidupan dunia
dan akherat. Hanya ada satu usaha saja yang di ridhoi Allah dan dapat
menghasilkan kebahagiaan dan kesuksesan untuk manusia di dunia dan
akherat, yaitu usaha Nabi SAW. Selain dari cara itu hanya akan
mendatangkan Murka dan Adzab Allah yang ujung-ujungnya adalah
penderitaan dan kebinasaan di dunia dan di akherat.
Peradaban manusia ini mundur bukan karena ekonomi, teknologi, politik,
militer, kekayaan, atau kekuasaan. Tetapi peradaban manusia ini mundur
disebabkan karena manusia sudah meninggalkan Sunnah Nabi SAW. Walaupun
itu perkara 1 hari lapar dan 1 hari kenyang, karena ini sunnah. Kini
manusia telah mengalami degradasi kehidupan dan peradaban asbab
meninggalkan sunnah. Dulu di jaman para sahabat RA asbab mereka
memegang teguh sunnah Nabi SAW dengan kuat, maka 2/3 dunia pernah
takluk dibawah kaki para sahabat RA. Rahmat dan Pertolongan Allah akan
datang dalam kehidupan kita jika kita mau mengamalkan sunnah nabi SAW
dengan sempurna. Sedangkan masalah akan datang jika kita sudah
meninggalkan sunnah Nabi SAW. Ketika perang Uhud semua pasukan muslim
asbab pertolongan Allah mampu memukul mundur musuh pada awalnya karena
mengikuti daripada instruksi atau sunnah Nabi SAW. Namun ketika pasukan
musuh kembali menyerang ke bukit Uhud pasukan muslim mampu dikalahkan
dan dibuat kocar kacir asbab tentara Islam meninggalkan instruksi atau
Sunnah daripada Nabi SAW, sehingga pertolongan Allah tidak turun.
Inilah penting kita menjaga sunnah dalam kehidupan kita agar
pertolongan Allah turun kepada kita.
Jadi Islam ini jaya bukan karena Teknologi, Ekonomi, Militer, Ilmu
Pengetahuan, Kekuasaan, dan Kekayaan. Tetapi Islam ini jaya karena
pertolongan Allah. Seperti :
1. Di perang Badr kaum muslimin yang jumlahnya hanya 313 orang terdiri
dari orang tua, anak-anak, sedikit yang muda dengan persenjataannya
yang sangat minim dengan modal beberapa kuda dan ada yang menggunakan
senjata dari hanya sebatang ranting. Tetapi asbab adanya pertolongan
Allah, kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan musuh yang berjumlah
1000 orang lebih memakai kuda yang tangguh, pendekar-pendekar perang
yang ahli, persenjataan yang lengkap, dan dengan kekuatan yang lebih
besar. Jika pertolongan Allah sudah turun siapa yang mampu mengalahkan
Islam. Semua musuh Islam gentar pada sahabat ketika itu bukan karena
jumlah atau persenjataan perang, tetapi asbab kekuatan dibelakang yang
menjaga para sahabat RA, yaitu kekuatan Allah.
2. Ketika Saad RA hendak menyerang Persia ketika itu pasukan Islam
terhalangi oleh Sungai besar yang deras airnya dan dalam ketinggiannya.
Namun sudah menjadi tradisi para sahabat setiap ada masalah langsung
minta pada Allah maka seketika itu pula masalah selesai. Asbab do’a
sahabat ini pasukan yang jumlahnya ± 10.000 orang mampu berjalan diatas
permukaan air sungai tanpa air menyentuh telapak kaki kuda. Inilah
pertolongan Allah yang hadir bersama sahabat. Pasukan Persia yang
jumlahnya 200.000 orang ketika itu jauh lebih banyak 20 kali lipat
akhirnya lari tunggang langgang ketakutan.
3. Ketika utusan Persia datang ke Cina untuk meminta bantuan kepada
kaisar cina mengalahkan pasukan Muslim ketika itu, Kaisar Cina
memerintahkan mata-matanya memantau pasukan muslim. Lalu setelah
memantau pasukan muslim beberapa lama, akhirnya mata-mata Raja cina
kembali dan membuat laporan kepada sang Raja. Apa kata mata-mata kaisar
itu bahwa disiang hari pasukan muslim ini saling berkasih sayang satu
hati dan di malam hari mereka beribadah kepada tuhannya seperti pendeta
terjaga semalam suntuk. Lalu apa jawab kaisar cina kepada utusan
Persia : “Walaupun aku kumpulkan tentara yang panjangnya dari dari
Persia sampai ke Cina ujungnya, maka kalian tidak akan mampu
mengalahkan mereka !”
Inilah kehebatan Islam yang menyebabkan musuh-musuh Islam gentar
menghadapi pasukan Islam ketika itu. Padahal kaum muslimin dari segi
teknologi, ekonomi, kekuasaan, kekuatan militer, dan kekayaannya jauh
kalah dibandingkan bangsa-bangsa besar yang menjadi musuh mereka yaitu
Persia dan Romawi. Namun asbab adanya pertolongan dari Allah, bangsa
besar seperti Persia dan Romawi tidak mampu menaklukkan kaum muslimin
yang dari segi keduniaan sangat terbelakang. Mengapa pertolongan Allah
turun di jaman Sahabat tetapi tidak di jaman kita. Padahal Allahnya
masih sama, Nabinya masih sama, Kitabnya masih sama, Kiblatnya masih
sama, tetapi mengapa para sahabat hidup dalam kemuliaan dan kita hidup
dalam kehinaan. Ini karena para sahabat mengamalkan agama secara
sempurna sehingga pertolongan Allah ada bersama mereka. Sedangkan kita
demi kepentingan dunia kita tinggalkan perintah Allah sehingga hidup
kita saat ini dilanda banyak masalah.
Bagaimana cara mendatangkan pertolongan Allah yaitu dengan mengamalkan
amal-amal agama dengan sempurna. Hanya dengan amal-amal agama, Islam
akan kembali jaya sebagaimana jayanya Islam dijaman Nabi SAW dan para
Sahabat RA.
Sekarang masalahnya bagaimana kita bisa membawa umat untuk mampu
mengamalkan agama secara sempurna yaitu tidak lain dengan Dakwah. Hanya
dengan dakwah agama akan tersebar, Iman akan terperbaiki, Akhlaq
manusia akan bagus, Umat akan bersatu, Amal Ibadah akan meningkat, Do’a
akan didengar, baru pertolongan Allah akan turun. Imam Malik bilang,
“Tidak ada cara lain memperbaiki umat pada kurun waktu sekarang selain
menggunakan cara pada masa kurun waktu awal.” Apa itu cara yang
digunakan untuk memperbaiki umat pada masa kurun waktu awal, yaitu
dengan Dakwah
Usaha yang kreatif insyaallah niat belajar menyampaikan pekara ini.
BalasHapusTerima kasih...
insyaallah....
BalasHapusjazakallah
MasyaAllah...
BalasHapus