Seperti yang dilakukan di Ijtima Tongi bulan Januari lalu. Ijtima
Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 18 – 20 Juli 2009 ini juga
ditutup dengan bayan hidayah dari Maulana Muhammad Saad Kandahlawy dan
kemudian dilanjutkan dengan doa penutup, akhire munajat, dari Maulana Zubairul Hasan.
Bayan hidayah, adalah sebuah nasehat/bayan yang terutama ditujukan
kepada para dai yang hendak diberangkatkan ke seluruh penjuru alam.
Materinya berkisar pada apa yang harus dipersiapkan sebelum berangkat,
dalam perjalanan, ketika sampai ke tempat tujuan, bagaimana detil kerja
selama berada di tempat itu dan lain sebagainya. Bahwa tujuan dari semua
pergerakan ini adalah untuk memperbaiki diri masing-masing ahli jamaah
serta untuk mengajak orang lain untuk sama-sama memperbaiki dirinya.
Maulana Saad menyampaikan ‘guidens‘ ini begitu detil dengan
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna. Maulana Zubairul
Hasan kemudian juga menekankan kembali beberapa hal penting yang harus
dilakukan para dai selama mereka keluar di jalan Allah SWT.
Setelah itu, dengan khusyu’ beliau membacakan sebuah doa mohon
hidayah yang cukup panjang. Hadirin mengamininya dengan penuh tawadlu.
Tangisan para peserta tumpah ketika doa ini dipanjatkan. Bersamaan
dengan doa itu, matahari yang sebelumnya bersinar cukup panas, tiba-tiba
meredup dan menimbulkan suasana teduh.
Sehabis itu para dai melakukan musafahah, lalu masing-masing rombongan menyiapkan diri untuk berangkat sesuai dengan rute dan nama-nama peserta yang telah ditetapkan.
Ada perasaan syukur dan sedih setiap kali mengikuti ijtima’ semacam
ini. Bersyukur, karena Allah SWT masih memberi kesempatan kepada diri
yang lemah ini untuk bisa berkumpul dengan para dai yang sedang belajar
menegakkan kalimatullah. Bersyukur juga bisa mendengarkan
nasehat-nasehat dari para masyaikh tentang bagaimana seharusnya hidup
kita kita arahkan. Bersyukur juga bisa bersuhbah dengan mereka-mereka
yang telah menghabiskan diri, harta dan waktu mereka untuk agama.
Sedih karena diri ini belum bisa seperti mereka, mengorbankan diri,
harta dan waktu untuk agama. Tarikan & panggilan duniawi masih saja
menahan diri ini untuk lebih banyak meluangkan waktunya di jalan Allah
SWT.
Ya Allah, ampunilah diri ini, ampunilah kelemahan-kelemahan hamba
yang dlaif ini. Kalau tidak kali ini, berikan kami kesempatan di lain
waktu untuk bisa ikut mencicipi peluang keluar di jalan-Mu.
Tak banyak yang bisa kami catat dari ijtima ini, malu rasanya mau
berpanjang-panjang kata, sementara diri ini belum bisa melakukan
apa-apa.
Yang jelas ijtima tahun ini dihadiri lebih banyak dari tahun lalu,
ada yang memperkirakan jumlah jamaah yang hadir lebih dari 300.000
orang. Tahun ini ijtima Indonesia hanya dipusatkan di tempat ini saja,
tidak seperti tahun lalu yang disebar di 5 tempat.
Para peserta juga datang juga merata dari seluruh wilayah Indonesia.
Ribuan tamu dari luar negeri juga hadir menyukseskan ijtima Indonesia
2009 ini. Jumlah mereka yang keluar juga lebih banyak dari tahun lalu.
Keluar 1 tahun bagi para ustadz dan 4 bulan bagi orang biasa sekarang
sudah menjadi barang yang biasa.
Masyaikh-masyaikh juga hadir untuk menyukseskan ijtima ini
diantaranya adalah Haji Abdul Wahab atau yang lebih populer dengan
panggilan Bhai Wahab dari Pakistan, Maulana Ahmad Lat, Prof.
Abdurrahman, Maulana Saad dan Maulana Zubair dari India dan
lain-lainnya.
Ya Allah berkahilah pertemuan ini, terimalah semua doa dan harapan yang dipanjatkan dalam ijtima ini. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar