Bukan mudah Nabi buat usaha, Nabi pergi pagi dengan baju yang berwarna
putih pulang petang dengan baju yang berwarna merah karena berlumuran
darah dengan rambut penuh debu menghadapi bermacam-macam kesusahan
dan penderitaan caci maki bahkan ancaman bunuh dari pada orang-orang
kafir yang ketika itu belum menerima Agama ini.
Ketika Nabi SAW belum buat dakwah, seluruh penduduk mekkah panggil
dengan al amin (Nabi yang terpercaya) Nabi ash siddiq (Nabi yang bisa
dipegang bicaranya) Nabi at tayyib (Nabi yang paling baik). Tetapi
ketika Nabi SAW mulai buat usaha dakwah satu persatu gelar itu mereka
ganti, Nabi al majenun (Nabi gila) Nabi pendusta Nabi adalah ahli sihir
yang nyata dan pendusta besar. (na'udzubillah)
Dalam riwayat dari Manbat Al-Azdi, katanya: Pernah aku melihat
Rasulullah SAW di zaman jahiliah, sedang beliau menyeru orang kepada
Islam, katanya: 'Wahai manusia sekaliani Ucapkanlah 'Laa llaaha
lliallaah!' nanti kamu akan terselamat!' beliau menyeru berkali-kali
kepada siapa saja yang beliau temui. Malangnya aku lihat, ada orang
yang meludahi mukanya, ada yang melempar tanah dan kerikil ke mukanya,
ada yang mencaci-makinya, sehingga ke waktu tengah hari.
Kemudian aku lihat ada seorang wanita datang kepadanya membawa sebuah
kendi air, maka beliau lalu membasuh wajahnya dan tangannya seraya
menenangkan perasaan wanita itu dengan berkata: Hai puteriku! Janganlah
engkau bimbangkan ayahmu untuk diculik dan dibunuh ... ! Berkata
Manbat: Aku bertanya: Siapa wanita itu? Jawab orangorang di situ: Dia
itu Zainab, puteri Rasuluilah SAW dan wajahnya sungguh cantik.
(Majma'uz Zawa'id 6:21)
Ketika Nabi berada di Ka'bah, tiba-tiba datang Uqbah bin Abu Mu'aith,
lalu dibelitkan seutas kain pada tengkuk beliau dan dicekiknya dengan
kuat sekali. Maka seketika itu pula datang Abu Bakar ra membantu. Uqbah
bin Abu Mu'aith juga telah mencurahkan taik unta ketika Nabi SAW
sujut.
Ketika Nabi SAW diangkat menjadi Nabi, 1 detik pun dipikiran Nabi SAW
tidak terpikir lagi untuk buat usaha dunia. Bahkan harta kekayaan Nabi
SAW satu demi satu semua dikorbankan untuk agama.
Nabi SAW diangkat menjadi Nabi usia 40 tahun. Kita sekarang sudah usia
50, 60, bahkan 70 tahun, lebih disibukkan dengan perkara dunia.
Nabi SAW gelisah kalau ada makanan dirumahnya. Hari ini kita gelisah
kalau tidak ada makanan dirumah. Ada 5 butir kurma dirumah Nabi SAW,
malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Nabi SAW gelisah kalau ada uang dirumahnya. Hari ini kita gelisah kalau
tidak ada uang dirumah. Ada 5 buah keping uang dinar dirumah Nabi
SAW, malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Beberapa bulan tidak pernah berasap dirumah Nabi SAW karena tidak ada yang dimasak. Lapar adalah tamu harian Nabi SAW.
Suatu ketika satu shaf shalat berjamaah sahabat telah roboh dimesjid
karena lapar. Nabi SAW berkata : “Wahai para sahabatku andaikan kalian
mengetahui fhadilahnya maka yang lebih berat dari itu pun kalian akan
mau”. Nabi SAW membuka bajunya dan para sahabat melihat diperut Nabi
SAW terikat 3 buah batu untuk mengganjal perutnya.
Satu shaf shalat berjamaah sahabat telah roboh dimesjid karena lapar.
Hari ini kita karena kekenyangan tidak mau shalat berjamaah ke mesjid.
Selama 3 tahun Nabi, istrinya khadijah dan para sahabat di boikot dan
mereka makan daun-daun yang kering untuk mempertahankan hidup. Ketika
itu badan khadijah sudah tidak ada daging lagi hanya tinggal tulang
belulang karena tidak makan.
Satu hari Nabi SAW pulang dari kerja dakwah dan dia dapati khadijah
sedang menyusui Fatimah. Bukan air susu lagi yang diminum oleh Fatimah
tetapi darah. Nabi SAW mengambil Fatimah dan menaruhnya ditempat tidur
dan Nabi SAW pun tertidur dipangkuan khadijah karena lelah buat
dakwah. ketika itu dengan belaian kasih sayang membelai kepala Nabi
SAW terasa air mata Khadijah menetes di pipi Nabi.
Semua orang telah menjauh darimu seluruh harta kekayaanmu telah habis adakah engkau menyesal wahai Khadijah mempersuamikan aku.
Khadijah berkata : “Wahai suamiku , wahai Nabi Allah bukan itu yang aku
tangiskan, dahulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu aku serahkan
pada Allah dan Rasul-Nya, dahulu mempunyai kebangsawanan,
kebangsawanan itu aku serahkan pada Allah dan Rasul-Nya, dahulu aku
memiliki harta kekayaan dan kuserahkan juga pada Allah dan Rasul-Nya”.
Wahai Rasulullah sekarang aku tidak mempunyai apa-apa lagi, tetapi
engkau masih terus memperjuangkan Agama ini, “Wahai Rasulullah
sekiranya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai
sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah sungai, lautan engkau
tidak mempunyai rakit atau jembatan maka engkau galilah lubang kuburku
engkau gali engkau ambil tulang belulangku engkau jadikanlah sebagai
jembatan untuk menyebrangi sungai itu untuk jumpa manusia ingatkan
kepada mereka kebesaran Allah ingatkan kepada mereka yang hak ajak
mereka kepada Islam wahai Rasulullah”.
2/3 harta kekayaan kota Mekkah milik khadijah tetapi ketika Khadijah
hendak menjelang wafat tidak ada pakaian tidak ada kafan digunakan
untuk menutupi jasad Khadijah, Bahkan pakaian Khadijah yang digunakan
ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan.
Kalaulah kita mempunyai 2/3 kekayaan kota Jakarta, maka kita akan
termasuk orang yang paling kaya di Indonesia. Tetapi Khadijah telah
mengorbankan itu semua untuk agama.
Khadijah tidak pernah shalat, puasa, zakat dan haji. Khadijah hanya
buat dakwah dan berkorban untuk agama. Tetapi Allah SWT masukkan
Khadijah kedalam surga yang tidak ada kesibukan dan bising. Wanita itu
identik dengan sibuk dan bising karena merawat anak.
Bagaimana penderitaan Bilal r.a. yang ditindih dengan batu besar di
tengah padang pasir ketika matahari sedang terik membakar kulit.
Kemudian dicambuk badannya terus-menerus. Yang mencambuknya saja capek.
Bagamana pula dengan yang dicambuk.
Bagaimana pedihnya penyiksaan yang dialami Khabab bin al Arat ra
tubuhnya diseret di atas timbunan bara api sehingga lemak dan darah
yang mengalir dari tubuhnya memadamkan bara api itu.
Bagaimana keluarga Ammar bin Yasir, Ayahnya mati dalam penyiksaan dan
ibunya, Sumayyah r.ha wanita pertama dikalangan sahabiyah yang mati
syahid. Kemaluannya ditikam hingga ke dadanya oleh Abu Jahal.
Satu orang sahabiyah telah mendatangi Nabi SAW. Ya Nabi Allah, engkau
bawalah anakku ini untuk ikut berperang (anak yang masih merah dalam
pangkuan). Nabi SAW bertanya : “Apa yang bisa dilakukan oleh anak
sekecil ini. Sahabiyah itu menjawab : “Andaikan dalam peperangan ada
yang ingin membunuhmu, engkau jadikanlah anakku ini sebagai tameng”.
Begitulah penderitaan Nabi, khadijah dan para sahabat memperjuangkan agama sehingga kita bisa merasakan islam hari ini.
“Di antara orang-orang sebelum kumu, ada yang digalikan Sebuah lubang
untuknya lalu ia dimasukkan ke dalamnya, kemudian diletakkan sebuah
gergaji di atas kepalanya dan ia pun dibelah menjadi dua bagian. Ada
pula yang disisir badannya dengan sisir besi hingga kulit dan dagingnya
terkelupas, namun semua itu tidak menghalangi mereka dari Dien
mereka.” (Hr. Bukhari)
Agama tersebar hingga hari ini kita kenal Allah bukan dengan mudah,
Agama sampai pada kehidupan Agama, Agama sampai pada kampung kita,
Agama sampai masuk kedalam rumah-rumah kita, Agama sampai pada ke
hati-hati kita.
Bukan di bawa oleh burung, bukan dibawah oleh angin, bukan dibawah oleh
air sungai yang mengalir tapi dibawah oleh pengorbanan Nabi dan para
Sahabat, dibawah oleh para janda-janda para sahabat, dibawah oleh
yatim-yatim para sahabat.
Hari ini kita senang-senang amal Agama diatas penderitaan dan jeritan janda-janda dan yatim-yatim para sahabat.
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Khadijah r.ha.
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Nabi SAW.
Kalaulah hari ini kita tidak menghargai pengorbanan mereka apa yang harus kita jawab dihadapan Allah
Kalaulah kita jumpa Allah
Apa yang kita jawab dihadapan Nabi, apa...? Yang telah mengorbankan seluruh kehidupannya untuk agama.
Apa yang kita jawab dihadapan Abu Bakar, apa...? Yang telah menghabiskan seluruh harta bendanya untuk Agama.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabat, apa...? Yang mengorbankan harta dan dirinya dan syahid jalan Allah.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabiyah, apa...? Yang mengorbankan suami nya syahid di jalan Allah
Apa yang kita jawab dihadapan anak-anak yatim para sahabat, apa...? Yang telah menggerakan ayahnya untuk memperjuangkan Agama.
Agama sangat berhajat pada pengorbanan, semakin banyak kita berkorban maka kecintaan kepada agama pun akan semakin kuat.
Pengorbanan Nabi, Khadijah dan para sahabat dibandingkan kita belumlah
ada apa-apanya. Tetapi untuk meluangkan waktu 3 hari setiap bulan pun
masih terasa berat. Untuk melungkan waktu 40 setiap tahun pun terasa
berat.
Ya Allah, ampuni kami yang masih banyak main-main dalam dakwah.
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk Agama...?
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk Agama...?
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk Agama...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar