Doa penutup, akhir munajat,
yang dipanjatkan oleh Maulana Zubairul Hasan selama 15 menit, sehabis
shalat dluhur pada hari Ahad 1 Februari 2009, mengakhiri pelaksanaan
tiga hari Ijtima tahunan (30 Jan – 01 Februari 2009) yang
diselenggarakan di atas lahan seluas 77 hektar di tepi sungai Turag, di
kawasan Tongi dekat ibukota Bangladesh, Dhaka.
Sebelumnya, Maulana Muhammad Saad Kandahlawi berkenan menyampaikan bayan penutup, akhir bayan. Di Markaz Nizamuddin India, hal seperti ini juga sering terjadi, Maulana Saad yang memberikan bayan, Maulana Zubair yang menutup dengan doa.
Tahun ini, ijtima dunia yang lebih dikenal dengan nama “Ijtima Bishwa” ini merupakan ijtima yang ke-46, pertama kali ijtima ini diselenggarakan pada tahun 1966.
Jumlah
jamaah yang hadir pada tahun ini diperkirakan lebih dari 3 juta orang,
beberapa media bahkan menyebutkan dihadiri lebih dari 5 juta orang.
Pertemuan ini sering disebut sebagai pertemuan terbesar kaum muslimin
sedunia setelah ibadah haji di Mekkah. Panjang satu shaf rakaat
shalatnya saja bisa lebih dari 1,5 km. Keramaian orang yang hadir pada ijtima ini dapat kita lihat dari gambar-gambar yang diambil oleh berbagai media di bawah ini.
Lebih
dari 10.500 orang jamaah luar negeri dari 152 negara di dunia ini hadir
dalam ijtima ini. Para syura dan penanggung jawab Tabligh dari berbagai
negara, termasuk Indonesia, hadir dalam ijtima ini. Mereka bermuzakarah
& bermusyawarah untuk terus memajukan usaha dakwah ini, termasuk di dalamnya juga membahas berbagai permasalahan yang muncul di masing-masing negara.
Dari
dalam negeri sendiri, hampir semua tokoh-tokoh penting negara tersebut
selalu menyempatkan diri untuk hadir dalam ijtima ini, termasuk di
antaranya, Presiden Bangladesh, Iajuddin Ahmed, lalu perdana menteri,
Sheikh Hasina dan tak mau kalah pula pemimpin oposisi, Khaleda Zia.
Mereka semua hadir hanya sebagai peserta biasa sebagaimana para peserta
lainnya.
Untuk
membantu mengantur kelancaran jalannya ijtima, pemerintah Bangladesh
mengerahkan tenaga keamanan sekitar 11.000 personil, di samping menjaga
keamanan dan kelancaran acara, mereka juga ikut khusyu’ mengikuti acara
ini.
Sebagaimana
ijtima-ijtima yang diselenggarakan di berbagai belahan dunia lainnya,
setiap ijtima adalah bertujuan untuk mengeluarkan sebanyak-banyaknya
jamaah yang siap dikirim ke seluruh penjuru alam.
Kita
yang pada tahun ini tidak bisa hadir, mudah-mudahan diberi kesempatan
untuk bisa hadir di lain waktu. Dan yang tak kalah pentingnya adalah
bagaimana kita bisa selalu menjadi bagian dari jamaah-jamaah yang terus
bergerak, siang dan malam, infirodi (individu) maupun ijtimai (berjamaah), ketika kita maqami (di kampung kita) maupun intiqali (sedang keluar).
Mudah-mudahan
kita juga mendapat bagian dari doa-doa orang-orang yang selalu
bermujahadah di jalan Allah yang hadir dalam pertemuan ini. Insyaallah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar