Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
shalawat serta salam kita panjatkankan kepada Nabi Muhammad Saw beserta
keluarganya yang mulia dan para sahabat yang agung, juga kepada
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman, bahwasanya kita semuanya
masih diberikan kesehatan dan kesempatan pada hari ini untuk sama-sama
melaksanakan perintah-Nya dan beribadah kepada Allah SWT.
Segala sesuatu ada awalnya dan ada akhirnya, tetapi Allah adalah yang
pertama yang tidak punya awal (The First that have no beginning) dan
yang terakhir tetapi tidak punya pengakhiran (The last that have no
end). Setiap ciptaan punya kehidupan dan kematian, tetapi Allah adalah
yang hidup dan yang tidak pernah mati. Bahkan Allah yang menghidupkan,
memberi kehidupan, dan yang mematikan, lalu membangkitkannya
ciptaanNya.
Segala sesuatu yang mempunyai awal dan akhir telah dicatat di lauh
mahfudz. Seseorang tidak dapat menghindari atau lari dari Rizki
sebagaimana mereka tidak dapat lari dari kematian. Perkara ini telah
Allah tetapkan di dalam Lauh Mahfudz 50.000 tahun sebelum Allah
ciptakan segala sesuatu. Mati akan datang kepada kita walaupun kita
dilindungi oleh benteng yang paling kuat. Dan Rizki akan datang kepada
kita walaupun kita bersembunyi ditempat yang tidak diketahui manusia.
Rizki dan Mati ini perkara yang tidak bisa dipisahkan. Tidak mungkin
seseorang mati sebelum rizkinya habis. Mati ini akan datang setelah
rizki kita habis. Tidak ada satu mahlukpun yang mati kekurangan rizki,
mati dan rizki ini telah ditentukan. Mati ini ketentuan Allah, dan
Rizkipun ketentuan Allah, namun Allah berikan kita asbab-asbab kematian
dan rizki untuk menguji keyakinan kita.
Allah Maha mengetahui segala kejadian, dan segala kejadian ini adalah
hasil kerjanya Allah Ta’ala. Seluruh Alam ini bergerak atas Qudrat dan
IradahNya, Kekuasaan dan KehendakNya. Tidak ada sesuatu yang dapat
terjadi diluar izin Allah Ta’ala, semuanya harus ada izin Allah. Semua
yang bergerak atas dasar ketaatan akan membawa Ridho Allah, dan semua
yang bergerak atas kemaksiatan kepada Allah akan membawa murkanya. Semua
yang terjadi dimasa lalu dan dimasa akan datang adalah perkara lama
bagi Allah, bukan hal baru, semuanya telah Allah ketahui.
Pengorbanan disisi Allah tidak ada yang sia-sia, Allah akan berikan
setiap pengorbanan, balasan yang baik dunia dan akherat. Allah akan
gandakan setiap kebaikan yang kita buat sebanyak yang Allah mau nanti
di akherat. Di dunia setiap kebendaan, harga diri, jabatan, harta yang
kita korbankan untuk agama akan Allah gantikan dengan sesuatu yang
lebih baik.
Di dunia, Allah akan masukkan kedalam mereka Ketaqwaan dan Qonaah
ketika hidup di dunia. Di dalam kehidupan mereka akan Allah hadirkan
suasana sakinah penghuni surga. Di akherat mereka akan Allah berikan
kenikmatan yang tidak pernah terbesit oleh hati, terlihat oleh mata,
bahkan terpikirkan oleh akal. Allah akan beri kita satu amal saja
dengan balasan di akherat yang luasnya 10 kali lipat melebihi luas
langit dan bumi.
Di akherat nanti semua orang akan terkejut melihat semuanya yaitu
kedahsyatan huru-hara di akherat. Semua mata waktu itu akan terbuka
selebar-lebarnya. Ketika inilah penglihatan sebenarnya akan dibukakan
Allah, segala sesuatu yang ghaib akan terlihat. Semua yang tadinya
hanya terdengar sebagai cerita telah menjadi kenyataan.
Ketika itu semua orang akan sepakat dan satu kata : “Ya Allah, kini
kami bersaksi akan kebenaran ini, dan kami menyesal. Kembalikanlah kami
kedunia, maka kami akan beramal.” Namun ketika ini segala penyesalan
sudah tidak ada gunanya lagi. Semua orang akan menyematkan dirinya
masing-masing. Bahkan seorang ibu yang rela mati didunia buat anaknya,
tidak akan bisa atau mau menolong anaknya di akherat nanti.
Manusia ini sebenarnya buta, mereka tidak bisa melihat yang sebenarnya
yaitu : kubur, mahsyar, shirot, surga, dan neraka. Padahal itu semua
bukan cerita dongeng. Celakanya seorang yang buta bukan karena dia
tidak bisa melihat, tetapi karena dia tidak mau mendengar orang yang
bisa melihat.
Sebagaimana para nabi yang telah melihat perkara yang ghaib
memperingatkan kita yang buta tentang kehidupan sesudah mati. Para nabi
AS ini adalah orang-orang yang telah Allah perlihatkan kehidupan
sesudah mati. Bagi mereka dari kubur hingga surga dan neraka bukan lagi
sebagai cerita, tetapi kenyataan yang menunggu umat manusia. Para Nabi
dapat melihat hal yang sebenarnya, sedangkan kita tidak. Celakanya
kita sebagai orang tidak dapat melihat adalah tidak mau mendengar kata
Nabi sebagai orang yang bisa dan telah melihat.
Segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini ada batasnya, seperti
penglihatan, pendengaran, kesehatan, umur, bahkan kesenangan dan
kesedihan sekalipun. Tetapi setelah masuk kubur sesuatu yang terbatas
menjadi tidak terbatas seperti penglihatan, pendengaran, umur, rasa
sakit dan rasa senang. Semua batas akan Allah angkat, sehingga segala
yang ghaib menjadi nyata setelah kita mati.
Allah menguji kita :
1. ketika kaya dan ketika miskin 2. ketika sehat dan ketika sakit 3.
Ketika senang dan ketika susah 4. Ketika disakiti dan ketika mampu
menyakiti 5. Ketika kita melihat kesenangan orang dan ketika kita
melihat kesusahan orang.
Semua ini adalah ujian dari Allah, dan Allah catat semua perbuatan kita
ini untuk dipertanggung jawabkan di pengadilan Allah. Allah telah uji
Bani Israil ketika mereka dalam keadan susah, menjadi budak dan takut
kepada Firaun. Lalu Allah keluarkan mereka dari budak firaun menjadi
budak Allah, dari rasa takut terhadap firaun menjadi takut kepada
Allah.
Kehidupan Bani Israil setelah itu membaik, tidak ada lagi rasa takut,
yang ada rasa aman dan sejahtera. Namun celakanya Bani Israil ini
adalah ketika mereka dalam keadaan senang ini mereka lalai dan kufur
dari Nikmat Allah. Mereka durhaka kepada Allah, sehingga Allah
hancurkan mereka sebagaimana Allah telah hancurkan Firaun. Allah
hinakan mereka seperti Allah hinakan Firaun. Allah binasakan dan
hinakan mereka yang durhaka dan kufur kepada Allah seperti Iblis,
Qorun, Firaun, dan lain-lain.
Tragedi terbesar dalam kehidupan manusia adalah bukan ketika ekonomi
dunia hancur, atau ketika manusia gagal pergi ke mars, atau rusaknya
odzon, tetapi ketika dunia ini telah kehilangan Nabi SAW. Kehadiran
Nabi SAW ini di dunia ini adalah sebagai Rahmatan Lil Alamain, Rahmat
bagi seluruh Alam. Satu-satunya nama yang bersanding dengan nama Allah
di arasyNya.
Keberkahan beliau tidak hanya untuk manusia saja, tetapi untuk
binatang, tumbuh-tumbuhan, juga para jin sekalipun. Awan selalu
menaunginya dari panas matahari, batu-batuan memberi salam kepadanya,
pohon-pohon membungkuk kepadanya, binatang mengadu kepadanya, asbabnya
Jinpun masuk kedalam Islam. Inilah kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai
rahmat Allah untuk seluruh alam. Karena beliau derajat umat ini naik
disisi Allah melebihi derajat umat-umat sebelumnya.
Seseorang ini akan dinilai oleh Allah, sejauh mana ia mampu
menyempurnakan hidupnya seperti hidup Nabi SAW. Hidupnya Nabi SAW
adalah kesempurnaan hidup yang telah Allah buat untuk manusia
mengikutinya. Kesempurnaan Hidup yang dicontohkan oleh Nabi ini adalah
Cara Hidup Islam. Islam ini adalah cara hidup rasullullah SAW selama 24
jam.
Setiap perbuatan dan perkataan Nabi SAW adalah amal. Semua kehidupan
selain kehidupan Nabi SAW tidak mendatangkan nilai apapun disisi Allah
Ta’ala.
Ketika Nabi SAW mengutus sahabat untuk mengantar surat kepada seorang
Raja untuk menawarkan Agama. Nabi SAW menulis : Lihatlah sahabatku dan
segala prilakunya jika engkau ingin mempelajari Islam. Pendidikan
keimanan yang Nabi SAW ajarkan kepada para sahabat hasilnya membuat
kehidupan Sahabat sulit dibedakan dengan kehidupan Nabi SAW.
Inilah kesempurnaan Iman para sahabat sehingga Keberkahan Hidup yang
Allah berikan kepada Nabi SAW juga Allah berikan kepada sahabat RA.
Sahabat mengetahui tingginya nilai Iman dan Amal, sehingga segala
sesuatu yang Nabi SAW lakukan, pasti mereka lakukan. Apapun yang
dilakukan Nabi SAW menjadi agama dan mendatangkan nilai disisi Allah.
Nabi SAW bersabda, mahfum :
“ Berimanlah kamu seperti sahabat-sahabatku beriman.” (Al Hadits)
Sahabat mencintai Nabi SAW melebihi cinta mereka kepada anaknya,
ayahnya, istrinya, hartanya, bahkan jiwa mereka sekalipun. Mereka siap
tidak mengakui anak mereka, orang tua mereka, harta mereka, kerabat
mereka, jika itu semua dapat menjauhkan mereka dari nabi SAW. Seorang
sahabat, Zaid RA, hendak dijemput oleh ayahnya yang telah terpisah
bertahun-tahun.
Tetapi Zaid RA menolaknya karena ia ingin selalu dekat dengan Nabi SAW.
Abu Bakar RA pernah berkata kepada anaknya bahwa dia rela membunuh
anaknya yang belum masuk islam di perang badr karena dia lebih
mencintai Allah dan RasulNya. Sahabat tidak masalah hidup tidak
berjumpa anak, istri, harta, dan orang tua mereka ketika hijrah ke
madinah, namun sahabat RA tidurpun tidak bisa sebelum berjumpa dengan
Nabi SAW.
Nabi SAW bersabda mahfum :
“Tidak Sempurna Iman kalian sebelum kalian mencintaiku melebihi hal-hal yang kalian cintai.”
Seseorang datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Saya ini benar-benar
Mukmin (beriman).” Lalu Nabi SAW berkata, “Katakanlah saya ini muslim
(Islam), bukan mengatakan saya ini mukmin (beriman).” Islam ini adalah
cara hidup, sedangkan Iman adalah keyakinan yang sempurna dan mutlak
kepada Allah. Jika kita sudah hidup dengan keyakinan yang sempurna maka
hidup kita akan menjadi kehidupan yang penuh dengan karomah seperti
kehidupan sahabat :
1. Suatu ketika Khalid bin Walid RA diminta untuk meminum Racun jika
dia benar-benar yakin kepada Allah. Lalu Khalid RA meminum racun itu
seperti dia meminum air putih. Bukannya mati setelah meminum racun,
tatapi asbab meminum racun itu penyakit yang dideritanya malah hilang.
2. Sahabat Saad RA melintasi sungai dengan tentaranya tanpa air menyentuh telapak kaki kuda.
3. Sahabat hanya dengan sholat 2 rakaat dapat menyebabkan orang yang mati menjadi hidup kembali.
Ini semua dapat terjadi karena keimanan sahabat yang sempurna kepada
Allah Ta’ala. Ketika seseorang menginjak semut apakah dia akan takut
lalu menjerit ? tentu tidak karena semut itu kecil dimatanya. Inilah
yang dilihat sahabat ketika menghadapi masalah seperti gempa, lahar
gunung, tentara musuh, singa, racun, dan lain-lain. Mereka melihat
masalah ini seperti mereka melihat semut kecil tadi. Semua masalah
adalah mahluk Allah, mahluk tidak perlu ditakuti. Mahluk tidak dapat
menyakiti tanpa seizin Allah.
Kelemahan dalam kehidupan manusia terjadi karena manusia tidak percaya
dan tidak yakin pada Allah. Ini hanya menimbulkan kerugian dalam
kehidupan mereka sendiri dan kehidupan setelah mati. Segala sesuatu
dalam kehidupan manusia menjadi tidak beres bahkan mendatangkan
mudharat kepada yang lain asbab manusia tidak yakin pada Allah. Jika
semua manusia taat dan yakin pada Allah, maka tidak akan terjadi
kerusakan dan kesedihan di dunia ini. Kerusakan dan penderitaan yang
dihadapi manusia terjadi hanya karena mereka tidak mau taat dengan apa
yang Allah bilang.
Agama akan datang dalam kehidupan kita jika kita ada fikir dan risau
terhadap agama. Sebagaimana Agama datang kepada Ibrahim AS setelah
beliau ada fikir atas agama, fikir atas penciptaan dan penciptanya.
Agama turun di mekah setelah Nabi SAW ada fikir dan risau atas agama
dan umat.
Jika kita mempunyai fikir dan risau seperti Nabi SAW, maka kehidupan
kita akan terbentuk seperti kehidupan Nabi SAW. Namun untuk dapat
mendapatkan fikir dan risau ini diperlukan latihan yang terus menerus.
Kita harus bisa merubah keyakinan kita terhadap kebendaan menjadi yakin
pada Allah dan Amal. Kebendaan yang kita miliki ini tidak akan pernah
dapat memberikan kebahagiaan atau manfaat kepada kita, selain dari yang
Allah telah tetapkan. Seluruh kebahagiaan ini merupakan pemberian dari
Allah dan karena IradahNya, keinginanNya. Jika kita mau bahagia,
berdo’a, minta saja pada Allah. Setelah berdo’a baru kita tunaikan hak
dari berdo’a yaitu dengan melengkapi asbab-asbabnya.
Sahabat dahulu orang yang jahil, namun karena mereka berkorban banyak
untuk agama, sehingga Allah ridho pada mereka dan Allah ampuni
dosa-dosa mereka. Penting kita tingkatkan perngorbanan kita sehingga
sampai kepada level pengorbanan para sahabat seperti Bilal RA, Kabab
RA, Umair RA, dan lain-lain. Sahabat sampai disiksa karena mereka
mempertahankan keyakinannya, sedangkan hari ini kita tidak ada yang
menyiksa malah meninggalkan keyakinan kita.
Inilah perbedaan keadaan kita sekarang dengan keadaan sahabat dulu.
Allah akan sudi mengampuni kita dan mengangkat derajat kita di akherat,
jika kita mau berkorban demi memperjuangkan agama Allah. Asbab
pengorbanan dan ketabahan sahabat menghadapi penderitaan sehingga agama
dapat wujud dalam diri mereka, keluarga mereka, dan umat di seluruh
alam.
Perlu kita tanamkan semangat dalam diri kita untuk melakukan
pengorbanan yang sama dengan sahabat dalam mempertahankan agama Allah.
Kemuliaan dan Kesuksesan yang di berikan Allah kepada sahabat RA akan
di berikan kepada umat ini jika umat ini mau melakukan pengorbanan
seperti yang dilakukan oleh para Sahabat RA.
Sahabat dahulu tidak pernah mencari alasan untuk meninggalkan ketaatan
kepada Allah. Bahkan dalam keadaan beralasan sekalipun, seperti ada
udzur sakit sekalipun, sahabat tidak pernah meninggalkan ketaatan
kepada Allah. Hari ini umat diajak untuk taat malah mencari alasan
untuk meninggalkan ketaatan. Suatu hari ada jemaah yang pergi ke daerah
orang miskin.
Lalu ada seorang miskin yang tidak pernah ke mesjid, di datangi oleh
jemaah. Si miskin minta di do’akan agar ia dapat kerja, sehingga ia
bisa ke mesjid. Sebab kemiskinannya telah menyebabkan dia sibuk mencari
kerja dan menjaga anak. Ia berkata, “Saya tidak ada waktu ke mesjid
sedangkan keluarga saya hidup kelaparan !” Lalu seminggu kemudian, ada
pabrik buka di daerah si miskin tadi.
Akhirnya si miskin tadi bisa mendapat pekerjaan. Selang berapa lama,
akhirnya ada rombongan berikutnya masuk ke daerah si miskin tadi. Namun
kali ini setelah di ajak untuk ke mesjid, dia berkata, ”Saya tidak ada
waktu untuk ke mesjid karena saya sibuk kerja di pabrik dan mengurus
keluarga.” Lalu jemaah berkata, “Kalau begitu saya do’akan tuan agar
bisa punya waktu untuk ke mesjid.” Namun orang itu malah berkata,
“Jangan pabrik itu baru buka, kalau kamu do’akan biar saya punya waktu
luang berarti pabrik itu harus tutup. Kalau pabrik tutup saya dan
keluarga saya mau makan pakai apa?”
Hari ini umat di waktu yang luang dan waktu yang sempit tetap tidak
bisa taat kepada Allah. Mau kehidupannya senang ataupun susah, tetap
tidak dapat memberikan waktunya untuk Allah. Inilah umat saat ini,
bisanya hanya mencari alasan untuk tidak taat kepada Allah. Sungguh
beda kehidupan kita dengan sahabat RA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar